Asbabun Nuzul Q.S. 22 al-Hajj: 19-22. Inilah dua golongan (golongan Mukmin dan golongan Kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
Ali'Imran Ayat 17. اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ. 17. (Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon
AlMujadalah ayat 10 10 dalil+kitab+taurat 11 Injil 12 ilmu 13 ibrahim 7 14 Nomor surat 15 Surat+al ikhlas 16 Hukum tajwidnya surat alhujurat ayat 35 17 Ali imran 159 18 Al baqarah ayat 208 209 19 Iman 20 al hijr 22 21 ali+imran+159 22 Al+Baqarah+ayat+190 23 ar rahman 24 ali imran 25 Pemimpin 26 riba 27 jus berapa surat al an am ayat 59 28 al
MakalahAsbabun Nuzul Surah Al-Qiyamah Ayat: 16-19. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asbabun Nuzul. Dosen Pengampu Dikutip dari kajian Hadits Asbabun Nuzul Surah Al-Qiyamah 16-19 oleh DR. Abu Himam Zainuddin di Masjid As-Salam Jatiluhur Jaya 11. 151410507 Ushuluddin 5B Institut PTIQ Jakarta Tafsir Tahlili Surah Ali Imran: 165
MakaNabi berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S. Ali 'Imran/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya. Tafsir/Penjelasan Ayat.
Dan memang, kejahatan dalam bentuk lain disinggung pada ayat lain, yaitu ayat ke-19 surat al-Nûr yang sebuah search engine khusus tafsir Al-Quran yang memudahkan umat islam mencari dan memahami tafsir ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits.
. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Al-Faqiir ilaa Ridhaa Rabbihi Eka Wahyu Hestya Budiantoإِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ وَمَا ٱخۡتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ ١٩ Artinya “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” Firman-Nya إن الدين عند الله الإسلام “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam”. Ini merupakan kabar dari Allah Ta’ala bahwasanya tidak ada agama di sisi-Nya yang diterima dari seseorang selain Islam. Yaitu mengikuti para Rasul dalam setiap apa yang mereka bawa pada setiap saat hingga berakhir pada Muhammad. Yang mana jalan menuju diri-Nya ditutup kecuali melalui jalan Muhammad. Maka barangsiapa menemui Allah meninggal dunia setelah diutusnya Muhammad dalam keadaan memeluk agama yang tidak sejalan dengan syari’at-Nya, tidak akan pernah diterima. Sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Surah Ali Imraan ayat 85 yang artinya “Siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima [agama itu] daripadanya.” Melalui ayat ini, Allah Ta’ala memberitahukan pembatasan, bahwa agama yang diterima di sisi-Nya hanyalah Islam. Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Ibnu Abbas pernah membaca ayat ini. Ibnu Abbas membacanya dengan kasrah pada kata “annaHuu” yaitu menjadi “innaHuu” dan membacanya dengan fathah pada kata “inna” menjadi “anna”. Maksudnya bahwa Allah Ta’ala, Malaikat, dan orang-orang yang berilmu bersaksi bahwa agama yang diterima di sisi Allah Ta’ala hanya Islam. Sedangkan Jumhur Ulama membacanya dengan kasrah yang berkedudukan sebagai khabar predikat Dan kedua makna tersebut benar. Tetapi pendapat Jumhur ulama lebih tepat dan jelas. Firman-Nya وما اختلف الذين أوتوا الكتاب إلا من بعد ما جاءهم العلم بغيا بينهم “Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka” selanjutnya Allah Ta’ala memberitahukan bahwa orang-orang yang telah diberi Al-Kitab di masa-masa yang lalu berbeda pendapat setelah adanya hujjah bagi mereka dengan diutusnya para Rasul kepada mereka serta diturunkannya kitab-kitab kepada para Rasul tersebut. Dia berfirman dalam lafaz ini yang maksudnya, sebagian mereka merasa dengki atas sebagian lainnya sehingga mereka berselisih dalam hal kebenaran lantaran mereka saling dengki dan benci serta saling membelakangi. Lalu sebagian mereka membawa kebencian kepada sebagian yang lain, kepada penentangan terhadap sebagian yang lain dalam seluruh ucapan dan perbuatannya, meskipun benar. Firman-Nya ومن يكفر بالله maksudnya barangsiapa mengingkari apa yang telah diturunkan Allah Ta’ala dalam Kitab-Nya. Firman-Nya فإن الله سريع الحساب “Maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” Maksudnya, Allah Ta’ala akan memberikan balasan atas perbuatan tersebut dan menghisabnya atas kedustaan yang telah diperbuatnya serta menyiksanya atas penolakannya terhadap Kitab-Nya. PEMBAHASAN LENGKAP TAFSIR ALQURAN & ASBABUN NUZUL Wallahu Subhaanahu wa Ta’aala A’lamu Bi Ash-Shawaab
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ﴿١٩٠﴾ inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, 190 Sebab Turunnya Ayat Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, Apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?’ Orang-orang Yahudi itu menjawab, Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.’ Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, Apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?’ Mereka menjawab, Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.’ Lalu mereka mendatangi Nabi saw. lalu mereka berkata kepada beliau,”Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit Shafa dan Marwah menjadi emas untuk kami.’ Lalu beliau berdoa, maka turunlah ayat ini
Hasil pencarian tentang Asbabun+Nuzul+Ali+Imron+ayat+104 Asbabun nuzul ayat ini ialah karena orang-orang musyrik mengatakan, sebagian di antara mereka kepada Asbabun nuzul ayat ini bahwa saudara perempuan dari Ma`qil bin Yasar diceraikan suaminya, lalu suaminya sumpah untuk berbuat kebaikan, maka itu termasuk taat serta mendamaikan di antara manusia, maksud ayat...lain-lainnya itu jika terlanjur bersumpah, tetapi langgarlah dan bayarlah kafarat sumpah, karena yang menjadi asbabun Maka bertakwalah kalian kepada Allah menurut kesanggupan kalian ayat ini memansukh firman-Nya, "Bertakwalah...Ali Imran 102 dan dengarlah apa yang telah diperintahkan kepada kalian, dengan pendengaran yang dibarengi Sehubungan dengan ayat ini Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis, bahwa pada tahun itu juga, yaitu...tahun sembilan Hijriah, Nabi saw. mengutus Ali untuk mempermaklumkan ayat-ayat ini pada hari raya kurban amanat artinya kewajiban-kewajiban yang dipercayakan dari seseorang kepada yang berhak menerimanya ayat...ini turun ketika Ali hendak mengambil kunci Kakbah dari Usman bin Thalhah Al-Hajabi penjaganya...Usman merasa heran atas hal itu lalu dibacakannya ayat tersebut sehingga Usman pun masuk Islamlah....Ayat ini walaupun datang dengan sebab khusus tetapi umumnya berlaku disebabkan persamaan di antaranya Kaitan atau hubungan korelasi antara ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya ialah bahwasanya ayat-ayat...sebelumnya itu mengandung makna berpaling dari ayat-ayat Allah....Sedangkan pada ayat ini terkandung pengertian bersegera menguasai ayat-ayat Allah dengan cara menghafalnya Thaa Siin Surat ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan ayat-ayat Kitab yang menjelaskan, Ayat-ayat yang agung ini adalah ayat-ayat al-Qur'ân yang mengandung hikmah dan kebenaran. menjadi tiga ribu malaikat, hingga sampai lima ribu malaikat, seperti yang dijelaskan di dalam surah Ali Dan demikianlah sebagaimana Kami turunkan ayat tadi Kami telah menurunkan dia ayat-ayat Alquran selanjutnya...yang merupakan ayat-ayat yang nyata lafal Bayyinatin berkedudukan menjadi Hal, artinya ayat-ayat yang...bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki untuk mendapatkan petunjuk-Nya; bagian ayat Kesepuluh, apabila dinasihati oleh seseorang dan dibacakan ayat-ayat Allah, mereka mendengarkannya dengan...Mereka tidak seperti orang-orang yang gelisah ketika mendengar ayat-ayat Allah dan berpaling darinya....Bagi orang-orang yang tidak mendengarkan ayat-ayat Allah, ayat-ayat tersebut tidak menembus pendengaran Itulah ayat-ayat Allah....Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya Surat ini adalah sebagian dari ayat-ayat Al-Kitab yang sempurna, yaitu ayat-ayat Al Quran yang Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok Dan apabila dia mengetahui tentang ayat-ayat Kami yakni Alquran barang sedikit, maka ayat-ayat itu...Merekalah orang-orang yang banyak mendustakan ayat-ayat Kami itu yang memperoleh azab yang menghinakan Sesungguhnya yang mempercayai ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang, apabila diperingatkan dengan ayat-ayat...Dan mereka tidak sombong untuk tunduk kepada ayat-ayat ini. Tha Sin hanya Allah saja yang mengetahui maksudnya ini yakni ayat-ayat ini adalah ayat-ayat Alquran... sebagian daripada Alquran dan ayat-ayat Kitab yang menjelaskan yang memenangkan perkara yang hak Dan sesungguhnya telah Kami perlihatkan kepadanya kepada Firaun ayat-ayat Kami semuanya yang berjumlah...sembilan ayat itu maka ia mendustakan nya dan menuduh bahwa ayat-ayat itu adalah sihir dan ia enggan Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat...Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. Inilah yakni ayat-ayat ini ayat-ayat Alkitab yakni Alquran yang mengandung hikmah idhafah lafal Inilah ayat-ayat Al Quran yang menerangkan. [[3 ~ ALI 'IMRAN KELUARGA 'IMRAN Pendahuluan Madaniyyah, 200 ayat ~ Melalui kisah-kisah, al-Qur'ân Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu....Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, Itulah maksudnya ayat-ayat tadi ayat-ayat Allah. amat jeleklah perumpamaan suatu kaum yaitu perumpamaan kaum itu yaitu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat...Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat lalim dengan mendustakan ayat-ayat itu. Apabila ayat-ayat Kami yang nyata telah dibacakan kepada orang-orang musyrik, maka-akibat sikap ingkar...dan sombong mereka terhadap ayat-ayat itu-mereka berkata tanpa berpikir, "Ini adalah sihir yang nyata dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan...dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka
Berikut ini ayat-ayat dari surat ali-imran yang memiliki asbabun nuzul Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dan ar-Rabi’ bahwa pada suatu hari orangorang Nasrani mendatangi Rasulullah, lalu mereka mendebat beliau dalam masalah Nabi Isa as.. Maka Allah rnenurunkan firman-Nya, “Alif laam miim. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu Muhammad yang mengandung kebenaran, membenarkan kitab-kitab sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” Ali Imran 1-3 Hingga ayat kedelapan puluhan. diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab Dalaailun Nubuwwah. Ibnu Ishaq berkata, “Muhammad bin Sahl bin Abi Umamah berkata, Ketika orang-orang Najran mendatangi Rasulullah, mereka menanyakan tentang Isa Ibnu Maryam. Maka turun pada mereka pembukaan surah Ali Imran hingga awal ayat kedelapan puluh’ Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 12 Abu Dawud dalam sunannya dan al-Baihaqi dalam Dalaailun Nubuwwah meriwayatkan dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Sa’id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa setelah mengalahkan orang-orang Quraisy pada Perang Badar, Rasulullah kembali ke Madinah lalu mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa’ Lalu beliau bersabda, “Wahai orang-orang Yahudi, masuk Islamlah kalian sebelum Allah menimpakan kepada kalian apa yang menimpa orang-orang Quraisy.” Lalu orang-orang Yahudi itu menyahut, “Wahai Muhammad, jangan engkau merasa sombong karena telah membunuh beberapa orang Quraisy yang tidak berpengalaman dalam beperang. Demi Allah, jika engkau berperang melawan kami, niscaya engkau akan tahu bahwa kami adalah orang-orang yang ahli perang dan engkau tidak pemah bertemu dengan orang-orang seperti kami.” Maka Allah menurunkan ayat ini dan ayat berikutnya Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, “Pada Perang Badar, Fankhash, seorang Yahudi, berkata, Jangan sampai Muhammad merasa sombong karena telah membunuh dan mengalahkan orang-orang Quraisy. Karena orang-orang Quraisy itu tidak bisa berperang.’ Maka turunlah ayat 12 surah Ali Imran.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 23 Ibnu Abi Hatim dan Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah masuk ke rumah Midras yang di dalamnya terdapat orang-orang Yahudi. Lalu beliau mengajak mereka kepada Allah. Lalu Nu’aim bin Amr dan al-Harits bin Zaid berkata,”Engkau sendiri beragama apa wahai Muhammad?’ Beliau menjawab, Agama Ibrahim.’ Mereka berkata, “Sesungguhnya Ibrahim beragama Yahudi.’ Maka Rasulullah bersabda kepada mereka, “Mari kita membaca Taurat karena ia ada bersama kita saat ini.’ Namun mereka tidak mau melakukannya. Maka Allah menurunkan ayat ini dan ayat berikutnya. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 26 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah, dia berkata, “Kami diberi tahu bahwa Rasulullah meminta kepada Allah untuk menjadikan Raja Romawi dan Persia sebagai umat beliau. Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 28 Ibnu Jarir meriwayatkan dari Sa’id atau lkrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata, “al-Hajjaj bin Amr- sekutu Ka’ab ibnul Asyraf-, lbnu Abil Haqiq dan Qais bin Zaid tinggal berbaur dengan beberapa orang Anshar untuk mengganggu keislaman mereka dan menjadi murtad kembali. Maka Rifa’ah ibnul-Mundzir, Abdullah ibnuz-Zubair dan Sa’id bin Hatsmah berkata kepada orang-orang itu, Jauhilah orang-orang Yahudi itu dan jangan tinggal bersama mereka agar mereka tidak membuat kalian keluar dari agama kalian.’ Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 31 Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, dia berkata, “Beberapa kaum pada masa Nabi kita berkata, Wahai Muhammad, demi Allah kami sungguh mencintai Allah.’ Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 58-62 lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hasan, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah didatangi dua orang pendeta dari Najran. Lalu salah satu dari keduanya bertanya kepada beliau, Siapakah isa?’ Rasulullah tidak menjawab langsung pertanyaan itu untuk menunggu perintah Allah. Lalu turunlah firman Allah, Demikianlah Kami bacakan kepadamu Muhammad sebagian ayat-ayat dan peringatan yang penuh hikmah. Sesungguhnya perumpamaan penciptaan isa bagi Allah, seperti penciptaan Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, Jadilah!’Maka jadilah sesuatu itu.” Ali Imran 58-59 Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas, dia berkata,”Beberapa orang Najran yang di antara mereka terdapat orang-orang terhormat dan orang-orang bawahan mendatangi Rasulullah. Lalu mereka berkata, Apa urusanmu menyebut-nyebut Shahib kami.’ Beliau balik bertanya, Siapa dia?’ Mereka menjawab, isa. Bukankah engkau katakan dia adalah hamba Allah.’ Rasulullah menjawab, Ya.’ Lalu mereka berkata, Apakah engkau pernah melihat orang seperti isa atau engkau diberi tahu tentang-Nya?’ Kemudian mereka pergi meninggalkan beliau. Lalu Rasulullah didatangi Jibril dan berkata,”Jika mereka datang lagi kepadamu, katakan kepada mereka,”Sesungguhnya perumpamaan penciptaan isa bagi Allah, seperti penciptaan Adam… agar Iaknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” Ali Imran 59-61 Al-Baihaqi juga meriwayatkan dalam Dalaailun Nubuwwah dari Salamah bin Abdi Yasyu’ dari ayahnya dari kakeknya bahwa sebelum turun firman Allah, “Thaasiin Sulaimaan,” Rasulullah menulis surat untuk orang-orang Kristen Najran, “Dengan nama Tuhan Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, dan Muhammad, seorang Nabi. . ., dan seterusnya. Di antara isi hadits tersebut adalah mereka mengutus Syarahbil bin Wada’ah al-Hamadani, Abdullah bin Syarahbil al-Ashbahi dan Jabbar al-Haritsi. Lalu ketiga orang itu mendatangi Nabi saw.. Kemudian Rasulullah berdiskusi dengan mereka. Ketiga orang itu bertanya kepada Rasulullah, “Apa yang kau katakan tentang Isa?” Beliau menjawab, “Saya tidak mempunyai jawaban untuk itu hari ini. Tinggallah kalian di sini hingga saya memberi tahu kalian tentang jawabannya.” Keesokan harinya, Allah telah menurunkan kepada beliau firman-Nya, “Sesungguhnya perumpamaan penciptaan isa bagi Allah, seperti penciptaan Adam… agar Iaknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” Ali lmran 59-61 Ibnu Sa’ad meriwayatkan dalam kitab ath-Thabaqat dari al-Azraq bin Qais, dia berkata, “Pada suatu hari Uskup Najran dan bawahannya mendatangi Nabi saw..Lalu Nabi saw. mengajak mereka masuk Islam. Maka keduanya menjawab Kami adalah orang-orang muslim sebelum kamu.’ Rasulullah bersabda, Kalian bohong. Sesungguhnya ada tiga hal yang membuat kalian tidak dalam Islam. Yaitu keyakinan kalian bahwa Allah mempunyai seorang anak, makannya kalian daging babi, dan sujud kalian terhadap patung.” Maka keduanya bertanya kepada beliau, “Kalau demikian, siapa ayah Isa?” Rasulullah tidak menjawab pertanyaan mereka hingga Allah menurunkan firman-Nya,’Sesungguhnya perumpamaan penciptaan Isa bagi Allah,…’ hingga firman- Nya, dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana’ Ali Imran 59-62 Lalu beliau mengajak mereka untuk mula’anah. Namun keduanya menolak dan lebih memilih untuk membayar jizyah, lalu keduanya kembali.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 65 Ibnu Ishaq meriwayatkan dengan sanadnya yang berulang-ulang dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu ketika orang-orang Nasrani dari Najran dan para pendeta Yahudi berkumpul di tempat Rasulullah. Lalu mereka berdebat di sisi beliau. Para pendeta Yahudi berkata, Ibrahim tidak lain adalah seorang Yahudi.’ Orang-orang Nasrani membalas, Ibrahim tidak lain adalah orang Nasrani.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu berbantahbantahan…” Riwayat ini diriwayatkan al-Baihaqi dalam Dalaa’ilun Nubuwwah. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 71 – 73 Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Abdullah ibnush-Shaif, Adi bin Zaid, dan al-Harits bin Auf saling mengajak, Mari kita beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad dan para sahabatnya di pagi hari, lalu kita kafir kepadanya di malam hari. Hingga kita merancukan agama mereka. Semoga mereka juga melakukan hal yang sama dengan apa yang kita lakukan sehingga mereka meninggalkan agama mereka itu.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya atas mereka, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan,.. hingga firman-Nya, …Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” Ali lmran 71-73 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi dari Abu Malik, dia berkata, “Dulu para pendeta Yahudi berkata kepada orang-orang yang mengikuti mereka, Jangan kalian beriman kecuali dengan orang yang mengikuti agama kalian.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya, …Katakanlah Muhammad, Sesungguhnya petunjuk itu hanyalah petunjuk Allah… .” Ali Imran 73 Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 77 Imam Bukhari, Imam Muslim, dan yang lainnya meniwayatkan bahwa al-Asy’ats berkata, “saya dan seorang Yahudi pernah mempunyai sebidang tanah milik bersama. Lalu dia mengkhianatiku, maka saya mengadu kepada Rasulullah. Lalu beliau bertanya kepadaku, Apakah engkau mempunyai bukti?’ Saya jawab,”Tidak.’ Beliau berkata kepada orang Yahudi itu,”Bersumpahlah engkau.’ Maka saya langsung katakan kepada beliau, Wahai Rasulullah. Jika dia bersumpah, tentu dia akan membawa harta milik saya.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, hingga akhir ayat. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa bahwa seorang lelaki menjual barang dagangannya di pasar. Lalu dia bersumpah atas nama Allah bahwa dia telah menerima barang dagangan tersebut dengan harga di atas harga yang dia tawarkan untuk membujuk seorang lelaki muslim. Maka turunlah firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang rnemperjualbelikan janji Allah dan sumpahsumpah mereka dengan harga murah,” hingga akhir ayat. Ibnu Hajjar dalam syarah Bukhari berkata, “Tidak ada kontradiksi antara dua hadits ini, tetapi dapat dipahami bahwa sebab turun ayat ini adalah dua peristiwa.” Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa ayat ini turun pada Huyai bin Akhthab, Ka’ab ibnul-Asyraf, dan orang-orang Yahudi lainnya yang menyembunyikan Taurat asli yang diturunkan oleh Allah. Lalu mereka mengubahnya dan bersumpah bahwa itu adalah dari Allah. Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, “Ayat ini mempunyai kemungkinan beberapa sebab, akan tetapi yang menjadi sandaran adalah yang disebutkan dalam Kitab Shahih.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 79-80 Ibnu Ishaq dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Abu Rafi’ al-Qarzhi berkata, Ketika para pendeta Yahudi dan pendeta Nasrani dan Najran berkumpul di tempat Rasulullah dan beliau mengajak mereka untuk masuk Islam, mereka berkata, Apakah engkau ingin agar kami menyembahmu sebagaimana orang-orang Nasrani menyembah Isa?’ Maka Rasulullah menjawab, Na’udzu billah Kami berlindung kepada Allah dari hal itu.” Maka Allah menurunkan firman-Nya pada peristiwa itu, Tidak murigkin bagi seseorang…,’ hingga firman-Nya, … setelah kamu menjadi muslim?” Ali Imran 79-80 Abdurrazzaq dalam tafsirnya meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, dia berkata, “datang kepada saya bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah,’Wahai Rasulullah, kami akan mengucapkan salam kepadamu sebagaimana kami .mengucapkan salam kepada sesama kami. Lalu apakah kami perlu bersujud kepadamu?’ Rasulullah menjawab, Tidak, akan tetapi muliakan Nabi kalian dan ketahuilah hak keluarganya. Karena sesungguhnya tidak sepantasnya seseorang sujud kepada selain Allah’ Lalu Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 86-89 An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Dulu ada seorang lelaki dari Anshar yang masuk Islam lalu dia murtad. Kemudian dia menyesal dan mengirim pesan kepada kaumnya yang isinya, Tanyakan kepada Rasulullah apakah saya masih bisa bertobat?’ Maka turunlah ayat ini hingga ayat 89. Setelah itu kaumnya mengirimkan berita gembira itu kepadanya, lalu dia masuk Islam lagi.” Musaddad dalam musnadnya dan Abdurrazzaq meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, “Al-Harits bin Suwaid mendatangi Rasulullah dan masuk Islam. Kemudian dia kafir lagi dan kembali kepada kaumnya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya atasnya, Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman,…’ hingga firman-Nya, … maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. “Ali Imran 86-89 Lalu seseorang dari kaumnya menyampaikan tentang ayat tersebut kepadanya dan membacakannya kepadanya. Maka al-Harits berkata, Demi Allah, sungguh engkau adalah orang yang sangat jujur. Sesungguhnya Rasulullah lebih jujur darimu. Dan sesungguhnya Allah paling jujur.’ Lalu dia masuk Islam lagi dan berislam dengan baik.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 97 Sa’id bin Manshur meriwayatkan dari lkrimah. Ketika turun firman Allah, Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”Ali Imran 85 Orang-orang Yahudi berkata, Kalau demikian kami juga orang muslim.’ Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah mewajibkan atas orang-orang muslim untuk menunaikan haji.’ Orang-orang Yahudi menjawab, Haji tidak diwajibkan atas kami.’ Dan, mereka pun enggan menunaikan haji. Maka Allah menurunkan firman-Nya,’.. .Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya dari seluruh alam.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 99-101 AI-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada masa jahiliah orang-orang Aus dan al-Khazraj saling bermusuhan. Pada suatu ketika, setelah kedatangan Islam, mereka berkumpul dan berbincang-bincang tentang apa yang pemah terjadi di antara mereka sebelum kedatangan Islam. Hingga akhirnya mereka sama-sama naik pitam dan sebagian mereka saling menghunus senjata. Lalu turunlah firman Allah ta’ala, Dan bagaimana kamu sampai menjadi kafir..” Ali Imran 101 Dan dua ayat setelahnya. Ibnu Ishaq dan Abusy Syekh meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, dia berkata, “suatu hari Syas bin Qais, seorang Yahudi, melintasi orang-orang dari kabilah Aus dan Khazraj yang sedang berbincang-bincang. Syas sangat tidak suka dengan keakraban kedua kabilah tersebut setelah permusuhan yang sekian lama terjadi antar mereka. Maka dia menyuruh seorang pemuda Yahudi yang bersamanya untuk ikut bergabung bersama orang-orang Aus dan Khazraj tersebut, lalu mengingatkan mereka tentang Hari Bi’ats. Pemuda itu pun melakukan perintah Syas. Akibatnya orang-orang Aus dan Khazraj pun saling berselisih dan saling membanggabanggakan kabilah mereka. Hingga seorang dari Aus yang bemama Aus bin Qaizhi dan seorang dari Khazraj yang bemama Jabbar bin Shakar melompat berdiri dan keduanya saling mencela. Amarah kedua kabilah tersebut pun memuncak dan mereka sudah bersiap-siap untuk berperang. Lalu kejadian itu sampai kepada Rasulullah. Maka beliau mendatangi mereka, lalu menyampaikan nasihat kepada mereka dan memperbaiki kembali hubungan mereka. Mereka pun mendengarkan dan menaati nasihat Rasulullah tersebut. Lalu Allah menurunkan firman-Nya pada Aus dan Jabbar serta orang-orang yang bersama mereka, Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab…” Ali Imran 100 Dan Allah menurunkan kepada Syas bin Qais firman-Nya, Katakanlah Muhammad, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu menghalang-halangi …..”Ali Imran 99 Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 113-115 Ibnu Abi Hatim, ath-Thabrani, dan lbnu Mandah dalam ash-Shahabah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika Abdullah bin Salam, Tsa’labah bin Sa’iyyah, Usaid bin Sa’iyyah, Asad bin Abd, dan orang-orang Yahudi lainnya masuk Islam serta beriman, membenarkan Islam dan senang dengan Islam, para pendeta Yahudi dan orang-orang kafir dari mereka berkata,”Hanya orang-orang yang tidak baik dari golongan kami yang beriman kepada Muhammad dan mengikutinya. Seandainya mereka itu orang-orang yang baik, tentunya mereka tidak akan meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti yang lain.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya pada peristiwa itu,’Mereka itu tidak sama…”. Ahmad, an-Nasai dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah mengakhirkan shalat isya. Ketika beliau datang ke masjid, orang-orang masih menunggu shalat. Lalu beliau bersabda, Sesungguhnya tidak seorang pun dari pengikut agama-agama yang ada ini yang berzikir kepada Allah pada waktu ini kecuali kalian’ Lalu turun firman Allah, Mereka itu tidak seluruhnya sama. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka juga bersujud shalat…. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.” Ali Imran 113-115 Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 118 Ibnu Jarir dan Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Dulu orang-orang muslim menjalin hubungan baik dengan orang-orang Yahudi karena ketika masa jahiliah mereka membuat janji setia untuk saling membela. Lalu Allah menurunkan firman-Nya kepada mereka yang melarang mereka menjadikan orang-orang Yahudi itu sebagai teman kepercayaan demi menghindari keburukan. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 121-125 Ibnu Abi Hatim dan Abu Ya’la meriwayatkan dari al-Miswar bin Makhramah, dia berkata, “Saya katakan kepada Abdurrahman bin Auf, Beri tahu saya tentang kisah kalian pada Peperangan Uhud.’ Ibnu Mas’ud menjawab,”Bacalah ayat setelah 120 dari surah Ali Imran, maka engkau akan mendapati kisah kami, Dan ingatlah, ketika engkau Muhammad berangkat pada pagi hari…” Hingga ayat, Ketika dua golongan dari pihak kamu ingin mundur karena takut,…”Ali Imran 122 lbnu Mas’ud berkata lagi, Mereka adalah orang-orang yang meminta jaminan keamanan kepada orang-orang musyrik, hingga firman-Nya, Dan kamu benar-benar mengharapkan mati syahid sebelum kamu menghadapinya; maka sekarang kamu sungguh, telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.” Ali Imran 143 Ibnu Mas’ud berkata, ltu adalah angan-angan para orang mukmin untuk bertemu musuh, hingga firman-Nya, “Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang murtad?…” Ali Imran 144 Ibnu Mas’ud berkata lagi, ltu adalah teriakan setan pada Perang Uhud, yaitu, Muhammad telah terbunuh’ Hingga firman-Nya, .. . Keamanan berupa kantuk..’ , maksudnya adalah membuat mereka merasa mengantuk.” Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, “Firman Allah, Ketika dua golongan dari kamu ingin mundur karena takut….” 3 122 Ayat itu turun kepada kami, Bani Salamah dan Bani Haritsah. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari asy-Sya’bi bahwa pada Perang Badar orang-orang muslim mendengar bahwa Kirz bin Jabir al-Muharibi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik. Hal itu membuat mereka gelisah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “…Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu..” hingga ayat “..memakai tanda.” Ali Imran 124-125 Kemudian Kirz mendengar berita kekalahan orang-orang musyrik. Maka dia pun tidak jadi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik dan Allah pun tidak memberi bantuan pasukan lima ribu malaikat kepada orang-orang muslim. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 128 Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa pada Perang Uhud, gigi Nabi saw. patah, wajah beliau terluka hingga darah mengalir di wajah beliau. Lalu beliau bersabda, “Bagaimana satu kaum akan beruntung jika mereka melakukan hal ini terhadap nabi mereka yang mengajak mereka kepada Tuhan mereka?” Lalu Allah menurunkan ayat ini Ahmad dan al-Bukhari meniwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah berdoa, Ya Allah laknatlah si Fulan. Ya Allah laknatlah al-Harits bin Hisyam. Ya Allah laknatlah Suhail bin Amr. Ya Allah laknatlah Shafwan bin Umayyah.’ Maka turunlah ayat ini. Lalu mereka semua diampuni. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah hadits yang semisal dengan di atas. Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, “Cara menggabungkan kedua hadits di atas adalah ketika shalat, Rasulullah mendoakan keburukan atas orang-orang yang disebutkan tersebut setelah apa yang menimpa beliau pada Perang Uhud. Lalu turunlah firman Allah pada dua hal tersebut secara bersamaan, tentang apa yang menimpa beliau dan doa beliau karena hal itu.” Selanjutnya al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, “Akan tetapi sebuah riwayat di dalam Shahih Muslim membuat penggabungan tersebut menjadi rancu. hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah di waktu fajar ketika shalat berdoa, Ya Allah laknatlah Ra’al, Dzikwan, dan Ashiyyah.’ Hingga Allah menurunkan, Itu bukan menjadi urusanmu Muhammad….”. Bentuk kerancuan yang ditimbulkannya adalah ayat di atas turun pada kisah Perang Uhud, sedangkan kisah Ra’al dan Dzikwan terjadi setelahnya. Kemudian saya melihat ada illah cacat pada hadits ini, yaitu terjadi idraj kata-kata perawi yang masuk ke dalam hadits di dalamnya. Karena kata-kata, Hingga Allah menurunkan,’ adalah munqathi’ dari riwayat az-Zuhri dari orang yang menyampaikannya kepada az-Zuhri. Hal itu dijelaskan Muslim. Model balaagh yaitu kata-kata seorang perawi, Telah sampai kepada saya’ seperti ini tidak bisa diterima dari orang yang saya sebutkan itu.” Al-Hafizh Ibnu Hajjar juga berkata, “Kemungkinan juga bisa dikatakan bahwa kisah Ra’al dan Dzakwan terjadi setelah Perang Uhud dan ayat di atas turun belakangan dari sebab turunnya. Kemudian ayat di atas turun pada semua peristiwa itu.” Terdapat riwayat tentang sebab turun ayat di atas yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam tarikhnya dan oleh Ibnu lshaq dan Salim bin Abdillah bin Umar, dia berkata, Seorang lelaki dari Quraisy mendatangi Rasulullah lalu berkata, Sesungguhnya engkau melarang kami untuk mencaci.’ Kemudian dia membalikkan badannya dan membelakangi Rasulullah lalu membuka pakaiannya sehingga pantatnya kelihatan. Maka Rasulullah melaknatnya dan mendoakan keburukan atasnya. Maka Allah menurunkan firmanNya, Itu bukan menjadi urusanmu Muhammad..” Kemudian lelaki itu masuk Islam dan dia pun berislam dengan haik.” Hadits ini Mursal ghariib. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 130 Al-Faryabi meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, “Dulu orang-orang melakukan jual beli dengan memberikan tenggang waktu pembayaran hingga waktu tertentu. Ketika tiba waktu pembayaran namun si pembeli belum juga sanggup membayar, si penjual menambahkan harganya dan menambahkan tenggang waktunya. Lalu turunlah ayat ini. Al-Faryabi juga meriwayatkan dari Atha’, dia berkata, “Pada masa jahiliah, Tsaqif memberi utang kepada Bani Nadhir. Ketika tiba waktu pembayaran, mereka berkata, Kami akan mengambil riba darinya dan kalian undur pelunasannya’ Maka turunlah ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 140 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, “Ketika berita tentang Perang Uhud tidak kunjung tiba kepada para wanita, mereka pun keluar untuk mencari informasi. Ketika di jalan mereka berpapasan dengan dua orang lelaki yang sedang menunggang unta, lalu salah seorang wanita tersebut bertanya kepada keduanya, Bagaimana keadaan Rasulullah?’ Keduanya menjawab, Beliau masih hidup.’ Wanita tadi berkata, Jika demikian, saya tidak peduli jika Allah menjadikan hamba-hamba-Nya sebagai syuhada.’ Dan turun firman Allah seperti kata-kata wanita tadi, “…dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada…” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 143 lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Aufi dari lbnu Abbas bahwa beberapa orang sahabat berkata, “seandainya kita terbunuh sebagaimana mereka yang terbunuh di Perang Badar.” Atau mereka berkata, “Seandainya ada peperangan lagi seperti Peperangan Badar yang bisa kita ikuti, kita akan memerangi orang-orang musyrik dan kita mendapatkan kemenangan. Atau kita mencari syahadah dari surga, atau bertahan hidup dan mendapatkan rezeki ghanimah.” Lalu saat Perang Uhud pun tiba, dan Allah menakdirkan mereka masih hidup, yang ikut berperang ternyata hanya orang-orang yang dikehendaki Allah saja. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Dan kamu benar-benar mengharapkan mati syahid sebelum kamu menghadapinya” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 144 lbnul Mundzir meriwayatkan dari Umar, dia berkata, “Ketika peperangan Uhud, kami berpisah dengan Rasulullah. Lalu aku mendaki Gunung Uhud dan mendengar orang-orang berkata, Muhammad telah terbunuh.’ Maka saya berkata,”Tak seorang pun yang mengatakan bahwa Muhammad telah terbunuh, kecuali akan saya bunuh.’ Ketika saya perhatikan ke bawah Gunung Uhud, saya melihat Rasulullah dengan orang-orang sedang kembali. Lalu turun firman Allah, Dan Muhammad hanyalah seorang rasul;…” Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari ar-Rabi’, dia berkata, “Ketika kekalahan menimpa muslimin dan mereka berteriak-teriak memanggil Rasulullah, orang-orang berkata, Rasulullah telah terbunuh.’ Maka sekelompok orang berkata, Seandainya dia seorang nabi, tentu tidak akan terbunuh.’ Dan sekelompok orang lainnya berkata, Berperanglah demi sesuatu yang untuknya Nabi kalian berperang, hingga Allah memenangkan kalian atau kalian menyusul beliau.’ Lalu Allah menurunkan ayat ini. Al-Baihaqi meriwayatkan dalam Dalaa’ilun Nubuwwah dari Abu Najih bahwa seorang dari Muhajirin berpapasan dengan seorang Anshar yang berlumuran darah. Lalu dia berkata, “Apakah engkau merasa bahwa Muhammad telah terbunuh?” Maka orang Muhajir tadi menjawab, “Jika beliau telah terbunuh, maka beliau telah menyampaikan risalahnya. Maka berperanglah kalian demi agama kalian.” Lalu turunlah firman Allah di atas. Ibnu Rahawaih meriwayatkan dalam musnadnya dari az-Zuhri bahwa ketika Peperangan Uhud setan meneriakkan bahwa Rasulullah telah terbunuh. Ka’ab bin Malik berkata, “Saya orang pertama yang mengetahui kondisi Rasulullah sebenarnya. Saya melihat beliau memakai topi baja, lalu saya berteriak, Itu Rasulullah.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Dan Muhammad hanyalah seorang rasul…” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 154 Ibnu Rahawaih meriwayatkan dari az-Zubair, dia berkata, “Ketika ketakutan sangat menghantui kami pada Perang Uhud dan Allah menurunkan rasa kantuk kepada kami hingga setiap orang dan kami kepalanya tertunduk sampai dagunya menempel di dadanya karena tidur, saya seperti bermimpi mendengar kata-kata Mu’tab bin Qusyair, Sekiranya kita memiliki hak campur tangan dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan terbunuh di sini.’ Lalu Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 161 Abu Dawud dan at-Tirmidzi menghasankannya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ayat di atas turun pada sebuah kain merah yang hilang pada Peperangan Uhud. Maka beberapa orang berkata,”Mungkin Rasulullah telah mengambilnya.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang.” Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir meriwayatkan dengan sanad yang para perawinya tsiqah dan Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu ketika Rasulullah mengirim satu tentara. Kemudian panjinya kembali. Lalu beliau mengirim kembali, namun panjinya kembali juga. Kemudian beliau mengutus kembali, lalu panjinya dikembalikan dengan emas sebesar kepala kijang. Maka turunlah firman Allah, “Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang..” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 165 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Umar ibnul-Khaththab, dia berkata, “Pada Perang Uhud, orang-orang muslim dihukum karena apa yang mereka lakukan pada Perang Badar, yaitu karena mereka mengambil tebusan dari musuh untuk membebaskan tawanan. Sehingga pada Perang Uhud tujuh puluh orang terbunuh, para sahabat melarikan diri, gigi Rasulullah patah, topi baja beliau pecah, dan darah mengalir di wajah beliau. Maka Allah menurunkan firmanNya, Dan mengapa kamu heran ketika ditimpa musibah kekalahan pada Perang Uhud,…” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 169 Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah bersabda, Ketika saudara-saudara kalian terbunuh pada Perang Uhud,Allah menjadikan ruh-ruh mereka di dalam tubuh burung-burung hijau yang minum dari sungai-sungai surga dan makan dari buahnya. Lalu burung-burung itu terbang keperaduan di dalam lampu yang terbuat dari emas di bawah naungan Arasy. Ketika mereka mendapati makanan dan minuman mereka yang nikmat serta tempat istirahat yang bagus, mereka berkata, Seandainya saudara-saudara kami tahu apa yang diberikan Allah kepada kami sehingga mereka tidak enggan untuk berjihad dan tidak mundur dari peperangan’ Maka Allah berfirman kepada mereka, Aku menyampaikan hal itu kepada saudara-saudara kalian.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati….’ Dan ayat setelahnya.” At-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Jabir riwayat yang semisal di atas. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 172-174 Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibni Abbas, dia berkata, “Sesungguhnya Allah telah membuat hati Abu Sufyan merasa takut pada Perang Uhud setelah apa yang dia lakukan. Lalu dia kembali ke Mekah. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Abu Sufyan telah menang sedikit atas kalian. Dia telah kembali dan Allah telah membuatnya ketakutan.” Perang Uhud terjadi pada bulan Syawal, dan para pedagang datang ke Madinah pada bulan Dzul Qa’idah. Lalu mereka singgah di Badar Shughra. Mereka datang setelah Perang Uhud terjadi. Ketika itu orang-orang mukmin banyak yang masih terluka dan belum sembuh. Lalu Rasulullah mengajak orang-orang untuk berangkat bersama beliau. Lalu setan pun datang dan menakut-nakuti anak buahnya dengan berkata, “Sesungguhnya para musuh telah berkumpul untuk menyerbu kalian.” Maka mereka yidak mengikutinya dan berkata, “Sesungguhnya aku tetap pergi berperang, walaupun tidak ada seorang pun yang mengikutiku.” Rasulullah pun mengajak Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, az-Zubair, Sa’ad, Thalhah, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, Hudzaifah ibnul-Yaman, dan Abu Ubaidah ibnul-Jarrah dalam pasukan yang berjumlah tujuh puluh orang. Lalu mereka bergerak mencari Abu Sufyan hingga sampai di Shafra’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul…” Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika orang-orang musyrik kembali dari Uhud, mereka berkata, Kalian tidak membunuh Muhammad, tidak pula membawa gadis-gadis yang muda. Sungguh buruk apa yang kalian lakukan ini. Kembalilah!’ Rasulullah mendengar hal itu. Lalu beliau mengutus beberapa orang muslim hingga sampai Hamraa’ul Asad atau sumur Abu Utaibah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,”Yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul..” Ketika itu Abu Sufyan berkata kepada Rasulullah, Kita akan ketemu lagi di Badar karena di sana kalian telah membunuh teman-teman kami.’ Mendengar hal itu, para pengecut segera kembali, sedangkan para pemberani mempersiapkan peralatan perang dan keperluan untuk berdagang. Lalu mereka mendatangi Badar, namun mereka tidak menemukan seorang pun di sana. Maka mereka pun berdagang. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,’Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah,..’ Ali Imran 174 Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Abu Rafi’ bahwa Nabi saw. mengutus Ali bersama sejumlah orang untuk mencari Abu Sufyan. Di perjalanan mereka bertemu dengan seorang Arab pedalaman yang berasal dan Khuza’ah. Dia berkata, “Orang-orang itu telah berkumpul untuk menyerang kalian.” Ali dan rombongannya berkata, “Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pembela.” Maka turunlah pada mereka ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 181 Ibnu Ishaq dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu hari Abu Bakar mendatangi rumah Madras. Di sana dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berkumpul bersama seorang lelaki benama Fanhash. dia berkata kepada Abu Bakar, Wahai Abu Bakar, demi Allah, kita sungguh tidak mempunyai kebutuhan kepada Allah, Dialah yang faqir. Seandainya Dia kaya, tentu Dia tidak akan meminta pinjaman kepada kita, sebagaimana dikatakan temanmu itu.’ Mendengar itu, Abu Bakar pun marah, dan memukul wajah lelaki Yahudi itu. Fanhash pun segera pergi menemui Rasulullah untuk mengadukan apa yang dilakukan Abu Bakar terhadapnya. Dia berkata, Wahai Rasulullah, lihatlah apa yang dilakukan temanmu ini terhadapku!’ Rasulullah pun bertanya, Wahai Abu Bakar, apa yang membuatmu melakukannya?’ Dia menjawab, Wahai Rasulullah, dia telah mengatakan kata-kata yang sangat buruk. Dia berkata bahwa Allah itu fakir dan mereka tidak membutuhkan-Nya.’ Namun Fanhash tidak mengakuinya. maka Allah menurunkan, “Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang Yahudi yang mengatakan,…” Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika turun firman Allah, Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik 2 245 Orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah lalu mereka berkata, Wahai Muhammad, apakah Tuhanmu menjadi fakir sehingga Dia meminta-minta kepada hamba-Nya?’ Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 186 Ibnu Abi Hatim dan Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan sanad yang baik bahwa ayat tersebut turun terhadap apa yang terjadi antara Abu Bakar dan Fanhash, karena kata-katanya, “Sesungguhnya Allah fakir dan kamilah yang kaya.” Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ma’mar dari az-Zuhri, dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik bahwa ayat ini turun pada Ka’ab ibnul-Asyraf yang mengejek Nabi saw. dan para sahabat beliau dengan syairnya. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 190 Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, Apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?’ Orang-orang Yahudi itu menjawab, Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.’ Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, Apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?’ Mereka menjawab, Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.’ Lalu mereka mendatangi Nabi saw. lalu mereka berkata kepada beliau,”Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit Shafa dan Marwah menjadi emas untuk kami.’ Lalu beliau berdoa, maka turunlah ayat ini Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 195 Abdurrazzaq, Sa’id bin Manshur, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ummu Salamah, dia berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidak mendengar Allah menyebutkan para wanita yang melakukan hijrah.”Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 199 An-Nasa’i meriwayatkan dari Anas, dia berkata, “Ketika berita tentang meninggalnya an-Najasyi sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda,”Mari shalati dia.’ Para sahabat menjawab, Wahai Rasulullah, apakah kami melakukan shalat atas seorang budak dari Ethiopia?’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah,.. Ibnu Jarir juga meriwayatkan yang serupa dengannya dan Jabir. Dan dalam al-Mustadrak, al-Hakim meriwayatkan dari Abdullah ibnuz-Zubair, dia berkata, “Turun pada an-Najasyi firman Allah, Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah,.. Asbabun Nuzul Surat Lain Asbabun nuzul selain surat Ali-Imran ada di daftar asbabun nuzul surat. Post Views 116
Sebuah tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap informasi Ilahi adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. Table of Contents Show tuliskan surat ali imran /3 ayat 190-191 perihal asbabun nuzulJelaskanlah makna & asbabun nuzul Ali Imran ayat 190-191 & Ali Imran 159!Berikut ini yg merupakan asbabun nuzul qs ali imran ayat 190-191 adalah … *Asbabun Nuzul Surah Ali – Imran ayat 190-191 yakni dimulai dgn kehadiran orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Tujuan mereka para kaum Quraisy kesana merupakan untuk mengajukan pertanyaan mengenai bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Musa & bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi asbabun nuzul dr qs ali imran ayat 190-191 Salah satu mukjizat al-Qur'an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Ali 'Imran/3190-191 berikut Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka” Asbabun Nuzul At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”. Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini Ali 'Imran/3190-191, mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya. Tafsir/Penjelasan Ayat Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.” Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal. Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya. Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menantang manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah al-A’raf/754, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu dalam enam masa. Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur’an dan sains Modern tahun 2003, sebagai berikutkata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. Sedangkan “ayyam” bisa diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an,Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” Inggris. Sementara Abdu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa. Sehingga kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”. Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar Big Bang sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal Superforce. Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup Sup Kosmos. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang. Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet. Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar precession mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Subbahanallah. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas. Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. sehingga kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah ritual dan sosial dengan ikhlas. Jawaban Berikut ini isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 yg kami sarikan dr sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Alquran karya Sayyid Qutb & Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka. 1. Surat Ali Imran ayat 190 menegaskan bahwa penciptaan langit & bumi serta perubahan malam & siang merupakan tanda kekuasaan Allah. 2. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini –tergolong dlm penciptaan langit & bumi serta pergantiang malam & siang- cuma dimengerti oleh ulul albab. Ali Imran ayat 191 menerangkan dua ciri ulul albab. Yakni berdzikir & berpikir. Ulul albab senantiasa ingat pada Allah dlm segala kondisi & ulul albab pula memanfaatkan akalnya untuk bertafakkur, memikirkan penciptaan alam semesta. 4. Tafakkur atau berpikir yg benar akan mengirimkan pada kesimpulan bahwa Allah membuat alam semesta & segala sesuatu di dalamnya tak ada yg sia-sia. Semuanya benar, semuanya berguna. 5. Tafakkur atau berpikir yg benar pula melahirkan kedekatan pada Allah, mengakui kekurangan makhluk & mengakui kekuasaan Allah, serta memperbanyak doa terhadap-Nya Penjelasan semoga menolong tuliskan surat ali imran /3 ayat 190-191 perihal asbabun nuzul Pembahasan Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali – Imran ayat 190-191 yakni diawali oleh kedatangan orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian mereka para kaum Quraisy bertanya mengenai bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Musa & bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun menjawab bahwa tangan & tongkat nabi Musa bisa bersinar putih, sedangkan nabi Isa mampu menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta bisa membangkitkan orang yg telah mati. Kemudian orang – orang Quraisy mendatangi Rasulullah seraya berkata “ Mintalah dr Tuhanmu biar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “ lantas Rasulullah berdoa & turunlah surah Ali – Imran ayat 190 – 191, yg berbunyi إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱﴾ Artinya “Sesungguhnya, dlm penciptaan langit & bumi, & perubahan malam & siang, terdapat gejala kebesaran Allah bagi orang yg cendekia, yaitu orang-orang yg mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dlm keadaan berbaring, & mereka menimbang-nimbang perihal penciptaan langit & bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini tidak berguna; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dr azab neraka.” Jelaskanlah makna & asbabun nuzul Ali Imran ayat 190-191 & Ali Imran 159! Jawaban Berikut ini isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 yg kami sarikan dr sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb & Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka. 1. Surat Ali Imran ayat 190 memastikan bahwa penciptaan langit & bumi serta pergantian malam & siang merupakan tanda kekuasaan Allah. 2. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini –tergolong dlm penciptaan langit & bumi serta pergantiang malam & siang- hanya dimengerti oleh ulul albab. 3. Surat Ali Imran ayat 191 menjelaskan dua ciri ulul albab. Yakni berdzikir & berpikir. Ulul albab selalu ingat pada Allah dlm segala kondisi & ulul albab pula mempergunakan akalnya untuk bertafakkur, menimbang-nimbang penciptaan alam semesta. 4. Tafakkur atau berpikir yg benar akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam semesta & segala sesuatu di dalamnya tak ada yg sia-sia. Semuanya benar, seluruhnya bermanfaat. 5. Tafakkur atau berpikir yg benar pula melahirkan kedekatan pada Allah, mengakui kelemahan makhluk & mengakui kekuasaan Allah, serta memperbanyak doa terhadap-Nya Penjelasan mudah-mudahan menolong Berikut ini yg merupakan asbabun nuzul qs ali imran ayat 190-191 adalah … * Jawaban Asbabun Nuzul Surah Ali – Imran ayat 190-191 yakni dimulai dgn kehadiran orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Tujuan mereka para kaum Quraisy kesana merupakan untuk mengajukan pertanyaan mengenai bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Musa & bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Isa. Penjelasan eh itu abc atau gimana, maaf gue jawab nya kek gini karna ini abc atau bukan abc carilah asbabun nuzul dr qs ali imran ayat 190-191 Carilah asbabun nuzul dr qs ali imran ayat 190-191 Pembahasan Asbabun nuzul yakni sebab turunnya beberapa ayat al – Qur’an. Asbabun nuzul ini mampu disebabkan beberapa hal. Sehingga al-Qur’an diturunkan atas setiap insiden yg dialami Nabi Muhammad SAW. Ali – Imran ayat 190 – 191 إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱﴾ Arti Ali – Imran ayat 190 – 191 Sesungguhnya dlm penciptaan langit & bumi, & silih bergantinya malam & siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yg cerdik, yakni orang-orang yg mengenang Allah sambil bangun atau duduk atau dlm keadan berbaring & mereka menimbang-nimbang tentang penciptaan langit & bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau membuat ini dgn tidak berguna, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dr siksa neraka.” Asbabun Nuzul Orang-orang Quraisy mengunjungi kaum Yahudi kemudian mengajukan pertanyaan ihwal bukti kebenaran apakah yg dibawa Musa kemudian diijawab, tongkat Musa & tangannya yg putih bersinar bagi yg memandangnya. Kemudian mereka mengunjungi kaum Nasrani mengajukan pertanyaan hal yg sama kemudian dijawab, Isa menyembuhkan mata yg buta semenjak lahir & penyakit sopak serta menghidupkan orang yg telah mati. Selanjutnya mereka mengunjungi Rasulullah saw. & meminta semoga menerima bukti berupa mengganti bukit safa menjadi emas. Maka Nabi berdoa, & turunlah ayat ini Ali Imran/3190-191. Pelajari Lebih Lanjut 1. Definisi asbabun nuzul Wargamasyarakatorg . 2. Asbabun nuzul ali imran ayat 190 – 191 Wargamasyarakatorg . 3. Isi kandungan Ali imran 190 – 191 Wargamasyarakatorg . Detil Jawaban Mapel Bahasa Arab PAI Kelas X Bab 4 Materi Al-Qur’an & Hadist Pedoman Hidupku Kode Kategorisasi Kata Kunci Asbabun nuzul, Asal muasal, Arti, Tajwid
asbabun nuzul ali imran ayat 19