Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk melawan anti-Semitisme setelah ratusan nisan di pemakaman Yahudi dirusak dan digambari dengan simbol Swastika. Dari panel sisi beranda, klik Proyek.; Dari tab Gambar atau folder Unggahan, klik foto yang ingin Anda edit.Editor foto akan terbuka. Di Filter di bagian Tab Efek, klik filter untuk menerapkannya.Klik Lihat semua untuk melihat lebih banyak filter yang tersedia.; Untuk menyesuaikan intensitas filter, seret Penggeser intensitas ke kanan untuk menambah intensitas atau ke kiri untuk menguranginya. 21 Orang Gemuk Pake Peci- Orang Gemuk Pake Peci 30 Model Kebaya Untuk Orang Gemuk Agar Terlihat Langsing Sumber : Alvy Xavier Anak Susi Pudjiastuti yang Jadi Idola Dec 28 2022 TRIBUNMANADO CO ID Mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti punya ananda laki laki yang tampan dan jadi idola kaum wanita Masih ingat Alvy Xavier Anak Susi Pudjiastuti kini tumbuh Unduh dan gunakan 10.000+ foto stok Bendera Indonesia secara gratis. Ribuan gambar baru setiap hari Sepenuhnya Gratis untuk Digunakan Video dan gambar berkualitas tinggi dari Pexels. Foto. Jelajahi. Lisensi. Upload. Upload Gabung. Indonesia. Foto Bendera Indonesia. Foto 15,2 Ribu Video 3,7 Ribu Pengguna 9,5 Ribu. Filter. Semua Orientasi. Apakah Anda mencari gambar Jilbab png atau vektor? Pilih dari 24000+ Jilbab sumber daya grafis dan unduh dalam bentuk PNG, EPS, AI atau PSD. gugur Burung Ulang tahun Mobil hari Natal Lingkaran Awan Mahkota Ledakan Api Bunga Rumput Halloween Hati Cahaya Baris Logo Musik Orang-orang Pita Merokok Bintang Matahari Pohon air. kopyah peci Penelitian ini bertujuan mengungkap alasan kopiah/peci dapat diterima sebagai atribut busana yang identik dengan identitas bangsa Indonesia, penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui . Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android Menggunakan Aplikasi PicsArt Editor Keren - Jika kamu sedang membutuhkan pas foto menggunakan peci songkok hitam semoga artikel tutorial Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android ini dapat membantu kebutuhanmu. Peci songkok ini adalah salah satu peci yang sering di gunakan untuk ibadah sehari-hari bagi umat muslim, namun tak jarang juga digunakan oleh para pejabat di Negara ini. Peci songkok hitam Nasional sudah menjadi ciri khas orang Indonesia, dimana saat kita difoto formal ada kalanya dibutuhkan peci songkok hitam ini. Namun pertanyaannya bagaimana jika kita tidak memiliki peci hitam tersebut? Tenang, maka dari itu Editor Keren kali ini membagikan Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android. Dimana kamu hanya tinggal mengeditnya saja melalui ponsel Android kesayangan sobat semua. Baik langsung saja ke tutorialnya Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android. Simak ulasan tutorial dibawah ini sampai habis ya! Pastikan tidak ada step yang kamu lewati agar hasil editan mu jadi keren.. check this out! Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android 1. Download Peci Songkok Hitam PNG Oke, Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android yang pertama yaitu silahkan kalian download terlebih dahulu gambar peci songkok hitam nya dibawah ini. Disini sudah saya sediakan untuk langsung kalian pasangankan saja di atas foto kepala kalian, lalu sedikit mengeditnya. Dan juga sudah saya siapkan dua warna peci songkok yang berbeda, yaitu warna hitam dan merah yang mungkin saja kamu butuhkan atau hanya sekedar iseng latihan mengedit. 2. Siapkan Foto Formal Cara yang kedua yaitu siapkan Foto Formal kalian ya guys. Karena saya menyarankan foto kita lurus melihat dari bentuk peci songkok hitam nya yang lurus. Atau jika tidak kalian bisa searching sendiri di Google atau Pinterest ya guys.. Disana banyak contoh gambar-gambar peci yang bisa kita ambil untuk dijadikan bahan Editan. 3. Buka Aplikasi PicsArt Setelah kalian menyiapkan kedua alat diatas, Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android selanjutnya yaitu buka aplikasi PicsArt kalian, jika belum mendownload nya kalian bisa mendownload secara gratis dari Playstore atau AppStore yang ada di hp kalian 4. Pilih 'Kanvas' Setelah membuka aplikasi PicsArt, silahkan tap tanda + diberanda, lalu scroll menu elemen sampai bawah, temukan 'Gambar'dan 'Pilih Kanvas' untuk memulai mengedit. Jika sudah di Kanvas, disini bebas, warna background apa yang kalian inginkan. Jika ingin format PNG atau transparan, silahkan hapus saja background nya, jika sudah tap lagi tanda panah di pojok kanan atas, lalu pilih 'Edit Gambar' 5. Masukan Kedua Foto dan Gambar Setelah didalam menu pengeditan silahkan pilih ikon di menu +Foto untuk memasukkan kedua foto dan gambar diatas yang sudah kalian persiapkan. Atur ukuran foto kalian terlebih dahulu ingin besarnya sebesar apa. Jika sudah 'tap' gambar Peci Songkok Hitam nya lalu turunkan opasitas nya menjadi 50%. Supaya gambar peci bisa ngepas dengan bentuk kepala kalian. 6. Sesuaikan, Lalu Rapihkan Cara Edit Gambar Pakai Songkok di PicsArt selanjutnya yaitu, silahkan kalian sesuaikan terlebih dahulu bentuk dan area peci dengan kepala kalian. Jika sudah, tap foto atau objek kalian, lalu pilih ikon penghapus diatas, dan hapus bagian yang melewati gambar peci songkok hitam nya. Jika sudah rapihkan juga beberapa spot yang masih kurang terlihat pas atau masih berantakan. Jika pada bagian peci masih ada yang berantakan silahkan kalian hapus juga dengan cara yang sama. 7. Selesai Jika semuanya sudah selesai, sesuai dan rapih. Silahkan tap ceklis. Namun perlu diingat! Jika kalian men tap ceklis itu artinya kalian sudah tidak bisa lagi menggeser foto dan gambar peci songkok dan foto kalian ya guys.. Maka dari itu siapkan matang-matang hasil editan kalian. Jika sudah oke, kalian bisa mengatur efek, background, stiker dan masih banyak lagi. Penutup Oke guys.. itu dia Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android menggunakan aplikasi PicsArt ala Editor Keren. Semoga bermanfaat Jika kamu masih belum mengerti, kamu bisa menonton Tutorial Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android menggunakan aplikasi PicsArt dibawah ini; Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android Terimakasih sudah berkunjung. Jangan lupa support Editor Keren dengan Subscribe, Like dan Share! Karena support kalian sangat berpengaruh bagi kami untuk membuat tutorial tutorial edit foto lainnya. Dan jangan sungkan untuk request kira-kira tutorial apalagi yang akan kami buat selanjutnya! Cara Edit Gambar Pakai Songkok di Android Back543Size KiBEkstensi File jpgPanjang 394 pxTinggi 700 pxDetail Gambar Orang Pakai Peci Koleksi No. 36. Silahkan zoom untuk melihat ukuran gambar yang lebih besar dengan mengeklik ke arah gambar. File gambar ini memiliki lisensi tergantung dari penguploadnya berikanlah atribut kepada si pengupload gambar atau ke website ini untuk Gambar Orang Pakai Peci Koleksi No. 36 Download Gambar ArticlePDF Available Abstract and FiguresKopiah/peci sebagai bagian atribut busana kaum pria di Indonesia yang cukup populer, berkembang sebagai atribut busana resmi di kalangan pemerintah dan atribut busana keseharian masyarakat Indonesia yang puncaknya terjadi pada pertengahan abad ke-20. Kopiah/peci disepakati secara sosial sebagai salah satu atribut yang identik dengan bangsa Indonesia, meskipun asal usulnya bukanlah berasal dari kebudayaan Indonesia asli. Penelitian ini bertujuan mengungkap alasan kopiah/peci dapat diterima sebagai atribut busana yang identik dengan identitas bangsa Indonesia, penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan latar belakang sejarah dan perkembangan desain kopiah/peci yang bertransformasi mengikuti perubahan zaman dan menjadi sangat beragam di setiap daerah Indonesia. Layaknya atribut pelengkap berbusana, kopiah/peci juga mengalami pergeseran nilai dan fungsi dalam penggunaannya di masyarakat, hal tersebut tidak terlepas dari dinamika pergeseran mode/fashion yang terus terjadi. Menurut sebagian orang, cara pakai kopiah/peci dapat menjadi indikator sifat pribadi bersangkutan, mirip dengan cara berpakaian yang dapat menunjukan sifat dan status pemakainya. Konsep dasar dari desain kopiah/peci berbentuk oval dan berwarna hitam dengan tampilan yang sederhana, merupakan hasil pengembangan orang Indonesia dan mencerminkan pada budaya bangsa Indonesia yang rendah may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288 e-ISSN 2656-7334 Tersedia online di 31 Kopiah/Peci sebagai Salah Satu Atribut Identitas Bangsa Indonesia Dody Hadiwijaya 1 1. Desain Produk, FakultasTeknik dan Desain, Institut Teknologi Sains Bandung, Bekasi, Indonesia E-mail dodydp Abstrak Kopiah/peci sebagai bagian atribut busana kaum pria di Indonesia yang cukup populer, berkembang sebagai atribut busana resmi di kalangan pemerintah dan atribut busana keseharian masyarakat Indonesia yang puncaknya terjadi pada pertengahan abad ke-20. Kopiah/peci disepakati secara sosial sebagai salah satu atribut yang identik dengan bangsa Indonesia, meskipun asal usulnya bukanlah berasal dari kebudayaan Indonesia asli. Penelitian ini bertujuan mengungkap alasan kopiah/peci dapat diterima sebagai atribut busana yang identik dengan identitas bangsa Indonesia, penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan latar belakang sejarah dan perkembangan desain kopiah/peci yang bertransformasi mengikuti perubahan zaman dan menjadi sangat beragam di setiap daerah Indonesia. Layaknya atribut pelengkap berbusana, kopiah/peci juga mengalami pergeseran nilai dan fungsi dalam penggunaannya di masyarakat, hal tersebut tidak terlepas dari dinamika pergeseran mode/fashion yang terus terjadi. Menurut sebagian orang, cara pakai kopiah/peci dapat menjadi indikator sifat pribadi bersangkutan, mirip dengan cara berpakaian yang dapat menunjukan sifat dan status pemakainya. Konsep dasar dari desain kopiah/peci berbentuk oval dan berwarna hitam dengan tampilan yang sederhana, merupakan hasil pengembangan orang Indonesia dan mencerminkan pada budaya bangsa Indonesia yang rendah hati. Kata-kunci kopiah/peci, identitas bangsa, perkembangan desain, atribut busana, budaya. Informasi naskah Diterima 31 Mei 2019 Direvisi 31 Juli 2019 Disetujui terbit 04 Agustus 2019 Diterbitkan 07 Agustus 2019 Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 32 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tema Tema pada bahasan penelitian “Kopiah/Peci sebagai Salah Satu Atribut Identitas Bangsa Indonesia” ini mencoba mengkaji hubungan antara suatu desain dengan wacana identitas suatu bangsa. Terdapat beberapa nama lain dari kopiah, diantaranya adalah peci dan songkok. Kata kopiah berasal dari bahasa Arab kafiyah yang berubah menjadi kopiah/kopeah dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata peci berasal dari bahasa Belanda pet yang berarti tutup kepala. Beragam nama tersebut kemudian merujuk pada satu bentuk tutup kepala yang berkembang menjadi salah satu atribut identitas Bangsa Indonesia. Gambar 1. Kopiah/peci dan “Bapak bangsa”. Sumber Dokumentasi pribadi dan Internet Kopiah/peci merupakan atribut bagian dari busana kaum pria di Indonesia yang penggunaannya sudah cukup populer semenjak awal abad ke-20. Penggunaan dan desain kopiah kemudian berkembang sebagai atribut busana resmi di kalangan pemerintah dan atribut busana keseharian masyarakat Indonesia yang puncaknya terjadi pada pertengahan abad ke-20, kopiah/peci kemudian disepakati secara sosial sebagai salah satu atribut busana yang identik dengan bangsa Indonesia. Saat ini penggunaan kopiah/peci di kalangan masyarakat dan pemerintahan tidak sepopuler dulu, tetapi kopiah/peci tetap digunakan pada ritual peribadatan kaum muslim di Indonesia, pada saat pelantikan pejabat pemerintahan, dan untuk keperluan fashion/mode. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki jenis dan desain kopiah/peci masing-masing. Gambar 2. Penggunaan kopiah/peci di Indonesia. Sumber Internet Berikut ini adalah beberapa kajian pustaka mengenai teori-teori tentang identitas bangsa yang diperoleh dari berbagai sumber − “Identitas nasional itu bukan sesuatu yang alamiah, yang sudah ada selama-lamanya seperti sering diutamakan oleh ideologi-ideologi nasionalis, tetapi merupakan sesuatu yang baru dapat dibayangkan dengan adanya teknologi sebagai pengedar gagasan bangsa sekaligus bukti untuk kemungkinannya tidak ada perbedaan karena merupakan satu komunitas.” Dikutip dari Ben Anderson dalam Martin Slama 1. Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 33 − “Pada setiap individu melekat berbagai identitas, tidak hanya identitas personal yang membedakan individu A dengan individu B. Individu A atau B juga memiliki identitas lain yakni identitas sosial, sebagai laki-laki, mahasiswa, lurah, atau identitas etnis bahkan kebangsaan seperti Indonesia. Identitas ini mengandung adanya perasaan memiliki suatu kelompok sosial bersama, melibatkan emosi dan nilai-nilai signifikan pada diri individu terhadap kelompok tersebut. Dalam identitas sosial, individu dipacu untuk meraih identitas positif kelompoknya. Dan dengan demikian, hal ini juga akan meningkatkan harga diri self-esteem individu sebagai anggota kelompok.” Dikutip dari Hogg, Michael A. & Abrams, Chapman dalam RR. Ardiningtiyas Pitaloka 2. − “National Identity .. that paradigm condition in which a mass of people have made the same identification with the national symbols - have internalized the symbols of the nation - so that they may act as one psychological group when there is a threat to, or the possibility of the enhancement of, these symbols of national identity.” Dikutip dari paper Group Identity And Nation Identity 3. Permasalahan Meskipun kopiah/peci dianggap sebagai salah satu atribut busana yang identik dengan identitas bangsa Indonesia dan hampir setiap daerah di Indonesia memiliki jenis kopiah/peci masing-masing, akan tetapi asal usulnya bukanlah berasal dari kebudayaan Indonesia asli, melainkan berasal dari kebudayaan luar yang masuk dan berakulturasi dengan kebudayaan Indonesia. Dari fenomena tersebut, ada beberapa permasalahan yang menarik untuk dikaji − Mengapa dan bagaimana kopiah/peci dapat diterima serta diakui secara sosial sebagai atribut busana yang identik dengan identitas Bangsa Indonesia? − Bagaimana perkembangan desain kopiah/peci seiring perubahan zaman? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang sejarah terjadinya fenomena kopiah/peci yang menjadi salah satu atribut busana yang identik dengan identitas bangsa Indonesia, dan mengkaji nilai desain pada kopiah/peci melalui pendekatan socio historic research. Hipotesis awal yang dibangun penulis, bahwa kopiah/peci berkembang sebagai salah satu atribut identitas bangsa Indonesia dan memiliki desain yang berbeda pula di sebagian daerah di Indonesia. Desain yang berbeda berikut perkembangan yang terjadi diasumsikan karena dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial tertentu yang ada/muncul pada masyarakat saat itu. Metode Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan latar belakang sejarah socio historic research terhadap kehadiran dan perkembangan desain kopiah/peci seiring perubahan zaman. Data diperoleh dari berbagai sumber pustaka maupun Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 34 wawancara kepada ahli dan informan terpercaya. Analisis data dilakukan untuk menyimpulkan keterkaitan dua variabel penelitian secara interpretatif, yaitu perjalanan sejarah kopiah kajian historis, dan perkembangan desain kopiah kajian objek desain. 2. PEMBAHASAN DAN DISKUSI Perkembangan Sejarah Kopiah/Peci Peci/songkok/kopiah pertama kali berasal dari pengaruh kebudayaan luar seperti negara Turki, jazirah Arab, dan India yang masuk melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam jaman dulu, bentuk awalnya tidak seperti kopiah/peci yang kita kenal saat ini. Gambar 3. Ragam penutup kepala asal usul kopiah/peci. Sumber Internet Sejarah kopiah/peci yang masuk melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam, menyebabkan awal penggunaan kopiah/peci diidentikan dengan suatu kegiatan religius. Dalam agama Islam terdapat hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan ummat Islam untuk menggunakan penutup kepala saat melaksanakan ibadah ritual shalat, sehingga semakin kental citra kopiah/peci sebagai penutup kepala ummat Islam Indonesia yang digunakan dalam beragam aktifitas, khususnya ibadah ritual keagamaan Islam. Penggunaan kopiah/peci kemudian berkembang dengan bertambah fungsinya sebagai salah satu atribut busana resmi pemerintahan, atribut busana keseharian masyarakat dan keperluan mode/fashion yang penggunanya terdiri dari beragam elemen anak bangsa dengan latar belakang berbeda-beda. Desain dasar kopiah/peci berwarna hitam polos dengan bentuk sederhana yang kita kenal saat ini diperkirakan telah ada di Indonesia sekitar tahun 1907/1908, diciptakan di Bandung oleh ipar pemilik toko kopiah/peci M. Iming bernama pak Tayubi yang idenya berasal dari penggabungan kopiah Turki dan kopiah India, hal tersebut diasumsikan berdasar pada bentuk kopiah di Indonesia yang kita kenal saat ini. Pada tahun 1912, M. Iming mulai memproduksi kopiah/peci sendiri dengan mengembangkan bentuk dasar kopiah yang ditemukan oleh pak Tayubi. Perusahaan kopiah/peci M. Iming sendiri secara akta diresmikan keberadaannya tahun 1987. Semenjak tahun 1912 perusahaan tersebut telah dikelola oleh tiga generasi M. Iming. Gambar 4. Toko kopiah/peci M. Iming di Bandung. Sumber Dokumentasi pribadi Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 35 Menurut sebagian orang, cara pakai kopiah/peci dapat menjadi indikator sifat pribadi bersangkutan, mirip dengan cara berpakaian yang dapat menunjukan sifat dan status pemakainya. Menurut pemilik toko M. Iming yang saat ini juga memproduksi kopiah, cara pakai kopiah yang baik adalah posisi kopiah harus berada 1,5 cm di atas kuping. Gambar 5. Karakter dan cara pakai kopiah/peci. Sumber Internet Kepopuleran kopiah/peci mengalami puncaknya semenjak digunakan oleh Soekarno presiden RI ke-1 dan beberapa pejabat pemerintah saat itu sebagai atribut pakaian keseharian maupun resmi. Semenjak itulah kopiah/peci kemudian berkembang menjadi salah satu ikon identitas pribadi Soekarno dan bangsa Indonesia. Gambar 6. Aktivitas kepresidenan Soekarno. Sumber Internet Penggunaan kopiah/peci semenjak tahun 1912 menyebar hampir ke seluruh Indonesia dan daratan melayu lainnya, terutama setelah digunakan oleh Presiden Soekarno. Desainnya kemudian berkembang sesuai dengan kebudayaan setempat, contohnya adalah kopiah di Indonesia berwarna hitam polos sedangkan di Malaysia memakai motif bunga pada sisi samping kopiah. Perkembangan desain kopiah/peci menjadi sangat beragam di setiap daerah, disesuaikan dengan nilai sosial yang dianut masyarakat setempat. Meskipun kopiah/peci diidentikan dengan identitas bangsa Indonesia, pada nyatanya penggunaan kopiah di Indonesia saat ini mengalami penurunan fungsi dengan hanya menjadi atribut religius dan pemerintahan saja. Masyarakat sudah enggan menggunakan kopiah/peci sebagai atribut berbusana keseharian karena dianggap kuno, terkecuali penggunaan kopiah untuk keperluan mode/fashion. Hal tersebut sedikit berbeda bila dibandingkan dengan daratan Melayu lainnya, yang meskipun terjadi penyusutan fungsi tetapi mereka tetap bangga mengenakan kopiah sebagai atribut busananya, bahkan terkesan sudah membudaya. Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 36 Perkembangan Desain Kopiah/Peci Bentuk kopiah di jazirah Arab lebih bulat dan biasanya dipadukan penggunaannya dengan sehelai kain membentuk sorban. Kopiah di Turki berbentuk bulat tabung mengecil ke atas. Kopiah di India berbentuk mirip dengan kopiah di Indonesia, namun berbeda warna, material dan detail. Gambar 7. Sorban, kopiah India, dan kopiah Turki. Sumber Internet Tahun 1907/1908, Tayubi mengembangkan desain awal kopiah berwarna hitam polos dengan bentuk sederhana yang idenya merupakan penggabungan bentuk kopiah Turki dan kopiah India. Hal tersebut dapat kita lihat berdasarkan bentuk yang mirip dengan kopiah India dan material yang mirip dengan kopiah Turki. Semenjak tahun 1912, M. Iming mengembangkan desain dasar kopiah yang ada di Indonesia dengan sudah mempertimbangkan aspek desain terkait, yaitu aspek ergonomi, aspek estetis, dan aspek teknis dengan mengubah bentuk oval bagian atas, serta mengubah derajat kemiringan kopiah pada bagian samping dan depan agar kopiah menutupi dahi hingga bagian belakang kepala tanpa ada celah terbuka. Bentuk kopiah seperti ini disinyalir dapat memunculkan kesan yang lebih baik pada pemakainya. Pemilihan warna gelap diputuskan dengan pertimbangan agar tidak terlihat cepat kotor. Penggunaan material kain keras dan plastik serta motif jahitan dipilih bertujuan untuk menguatkan konstruksi bentuk kopiah, sedangkan warna pada bagian dalam kopiah dipilih dengan pertimbangan estetika. Melalui pendekatan aspek desain tersebut, kualitas kopiah menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Terdapat tiga model produk kopiah/peci M. Iming, yaitu kopiah hitam polos, kopiah Bandung dan kopiah Brunei. Penggunaan motif dan pemberian nama produk kopiah/peci M. Iming ditujukan untuk perkembangan mode saja tanpa tujuan menunjukan identitas tertentu, kecuali untuk model kopiah Brunei. Gambar 8. Model kopiah/peci merk Sumber Dokumentasi pribadi Bentuk dasar kopiah/peci di Indonesia pada awalnya ada dua, yaitu papak dan susun. Bentuk papak bertahan sampai sekarang sedangkan bentuk susun sudah tidak diproduksi lagi karena kurang peminatnya. Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 37 Gambar 9. Kopiah model papak dan susun. Sumber Dokumentasi pribadi Saat ini kopiah/peci di Indonesia berwarna hitam polos dan dibedakan berdasarkan ukuran tingginya, yaitu dimulai dari 7 cm hingga 13 cm, dengan tinggi kopiah pada umumnya sekitar 9 atau 10 cm. Pemilihan ukuran tinggi kopiah tergantung selera pemakai, bahkan ada salah satu pesantren di Cianjur dan Jawa Tengah yang mengkaitkan ketinggian ilmu agama yang dikuasai berbanding lurus dengan tinggi kopiah/peci yang dipakai, sehingga perusahaan M. Iming pernah mengerjakan pesanan kopiah yang mencapai tinggi 16 cm, di pasaran sendiri terdapat kopiah dengan tinggi hingga mencapai 30 cm. Gambar 10. Beberapa ukuran tinggi kopiah/peci. Sumber Dokumentasi pribadi dan Internet Desain kopiah/peci mengalami perkembangan hampir di seluruh daerah di Indonesia. Desain kopiah menjadi sangat beragam dari segi material, corak, motif dan warna yang menunjukan kekhasan daerah masing-masing dan disesuaikan dengan nilai sosial daerah setempat. Namun demikian, pada umumnya desain kopiah tetap mempertahankan bentuk dasar kopiah. Gambar 11. Ragam contoh jenis kopiah/peci di Indonesia. Sumber Internet Fungsi kopiah saat ini sudah merambah ke dunia mode/fashion. Penggunaan material, corak motif, dan warna tidak lagi ditujukan untuk menampilkan identitas daerah tertentu, melainkan hanya ditujukan sebagai penggayaan saja. Gambar 12. Kopiah/peci untuk dunia mode. Sumber Dokumentasi pribadi dan Internet Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 38 Tinjauan Desain Kopiah di Indonesia Meskipun kopiah bukan berasal dari kebudayaan Indonesia, tetapi penggunaannya sudah sangat merata pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kopiah/peci berbentuk oval dengan warna hitam polos merupakan hasil karya orang Indonesia, diciptakan di kota Bandung yang ide dasarnya adalah penggabungan bentuk kopiah Turki dan kopiah India. Analisis konsep dasar perubahan desainnya meliputi aspek ergonomi, estetis, dan teknis; yaitu, mengubah bentuk oval bagian atas serta derajat kemiringan kopiah pada bagian samping dan depan agar menutupi dahi hingga ke bagian belakang kepala tanpa celah terbuka, menguatkan citra positif pemakainya melalui penyempurnaan bentuk kopiah, memilih warna yang tidak cepat terlihat kotor karena kopiah adalah atribut busana yang kerap digunakan di dalam maupun luar ruangan, menggunakan material kain keras dan plastik serta motif jahitan sebagai penunjang konstruksi bentuk dan kekuatan, memilih warna pada bagian dalam kopiah sebagai pertimbangan elemen estetis, dan lain sebagainya. Pertimbangan aspek desain ini menghasilkan kopiah dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Konsep dasar desain kopiah yang sederhana mencerminkan pada budaya bangsa Indonesia yang rendah hati. Pada awal terciptanya hingga jaman Soekarno, kopiah digunakan dalam ritual keagamaan dan aktivitas keseharian masyarakat umum saja. Kepopuleran kopiah mencapai puncaknya setelah presiden Indonesia ke-1 Soekarno menggunakan kopiah pada hampir seluruh aktivitasnya baik di dalam maupun luar negri, sehingga citra kopiah kemudian melekat pada identitas diri Soekarno, sedangkan Soekarno sangat identik sebagai pemimpin bangsa Indonesia yang berpengaruh saat itu. Pejabat pemerintahan yang lain pun kerap terlihat memakai kopiah pada setiap aktivitas kenegaraan. Pada perkembangan selanjutnya, kopiah mulai disepakati secara sosial bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia. Semenjak era pemerintahan Soekarno kopiah kemudian mulai dipakai sebagai atribut resmi pemerintahan, sehingga semakin lekatlah citra kopiah sebagai identitas bangsa Indonesia. Selain uraian di atas, beberapa aspek yang turut mempengaruhi perkembangan sejarah kopiah diantaranya adalah aspek agama, politik, sosial, dan sejarah. Berikut penjelasan mengenai keterkaitan aspek-aspek tersebut − Aspek agama Kata kopiah berasal dari bahasa Arab kafiyah yang berubah ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu terdapat hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan agar umat Islam mengenakan tutup kepala saat melakukan ibadah ritual Shalat. − Aspek politik Latar belakang Soekarno menggunakan kopiah/peci adalah ingin menunjukkan identitasnya sebagai bangsa Indonesia saat beliau tengah belajar di Belanda setelah menerima beberapa masukan dari pemuka-pemuka politik dunia. Beberapa pemimpin politik sebelum jaman Soekarno seperti misalnya Agus Salim sebagai ketua Syarekat Islam yang didirikan pada tahun 1915 juga mengenakan kopiah/peci sebagai Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 39 atribut busananya. Penggunaan kopiah/peci dewasa ini terkait dengan atribut politik tidak hanya didominasi oleh kalangan politikus Islam saja, bahkan kalangan politikus non-muslim pun tidak segan mengenakannya saat bersafari politik untuk meraup suara mayoritas ummat Islam Indonesia. − Aspek sosial Kopiah/peci berbentuk oval dan berwarna hitam yang umum digunakan di Indonesia, dapat digolongkan pada salah satu hasil local genius Indonesia karena merupakan hasil inovasi karya anak bangsa. − Aspek sejarah Sejak organisasi Budi Utomo lahir tahun 1908, ketua dan beberapa anggotanya yang berasal dari kalangan priyayi memiliki ciri khas memakai blangkon. Sebagian anggotanya yang berasal dari kalangan santri ingin memiliki ciri khas sendiri, dan memutuskan menggunakan kopiah sebagai pengganti blangkon. Selain hal di atas, diasumsikan terdapat perbedaan pandangan sikap berpolitik antara orang Jawa dengan orang Priangan dalam organisasi tersebut. Orang Jawa memiliki pola pikir “mengembalikan kejayaan Majapahit“ sedangkan orang Priangan tidak. Akibatnya timbul semacam sentimen berbeda antar satu dengan lainnya yang memicu pencarian identitas oleh orang Priangan agar berbeda dengan orang Jawa. 3. KESIMPULAN − Kopiah/peci bukan berasal dari kebudayaan Indonesia, tetapi desainnya kemudian berkembang. Penyebaran serta penggunaan kopiah sudah merata pada sebagian besar masyarakat Indonesia. − Kopiah/peci berbentuk oval dengan warna hitam polos dan bentuk yang sederhana merupakan hasil inovasi karya orang Indonesia. − Faktor pendorong awal terciptanya desain dasar kopiah di Indonesia dirujuk dari teori identitas bangsa yang didapatkan, salah satunya adalah efek psikologis individu yang merupakan suatu bagian kelompok/bangsa yang membutuhkan kesamaan identitas melalui simbol. Simbol tersebut dapat menimbulkan kesamaan reaksi dalam kelompok/bangsa saat menyikapi keadaan tertentu. Simbol sebagai identitas kelompok/bangsa dapat diciptakan seiring perkembangan teknologi. Efek psikologis tersebut dapat disadari maupun tidak oleh setiap individu. − Aspek dasar konsep perubahan desain kopiah/peci adalah aspek teknis, aspek ergonomi, dan aspek estetis. − Konsep dasar desain serta hasil akhir kopiah/peci bentuk dan warna yang sederhana mencerminkan pada budaya bangsa Indonesia yang rendah hati. − Kopiah/peci menjadi populer setelah sering dipakai oleh Soekarno, karenakan citra kopiah yang melekat pada dirinya. citra Soekarno sangat melekat sebagai pemimpin bangsa Indonesia sehingga muncul kesepakatan sosial secara luas bahwa kopiah/peci hitam polos identik dengan identitas bangsa Indonesia. Dody Hadiwijaya / Journal of Applied Science, Vol. I, No. 2, Agustus 2019 p-ISSN 2656-7288, e-ISSN 2656-7334 40 − Kepopuleran kopiah/peci terkait dengan Soekarno. Dirujuk dari teori identitas bangsa bahwa dalam seorang individu terdapat dua identitas, yaitu identitas dirinya dan identitas sosial/kelompok. Keadaan saling mempengaruhi keduanya tergantung peranan individu di dalam kelompok tersebut. Identitas mengandung perasaan saling memiliki, emosi dan nilai signifikan dalam individu terhadap kelompok. Dalam identitas sosial, individu dipacu untuk meraih identitas positif kelompoknya, dengan demikian hal ini akan meningkatkan harga diri self-esteem individu sebagai anggota kelompok. − Beberapa aspek yang turut mempengaruhi perkembangan sejarah kopiah/peci di Indonesia adalah aspek agama, politik, sosial, dan sejarah. 4. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Imam Buchori Zainuddin selaku nara sumber tentang berbagai teori desain dan teori identitas kebangsaan; Bapak M. Hatta AS., Ibu Anna, Ibu Ela, Ibu Riena, Ibu Neni, dan Bpk. Eman, selaku penerus pemilik dan karyawan toko peci M. Iming; Erwin Alfian, yang telah memperkenankan tulisannya dijadikan salah satu rujukan penelitian. 5. DAFTAR PUSTAKA 1 Anderson, Ben. 1991. Imagined Communities, cetakan kedua dengan bab-bab baru, dalam Martin Slama, Kacamataku dan kacamatamu Menguji teori secara pragmatis, 2 Hogg, Michael A. & Abrams, Chapman 1988. Social identifications a social psychology of intergroup relations and group processes. New York Routledge, dikutip oleh RR. Ardiningtiyas Pitaloka, 3 Group Identity and Nation Identity. Paper presented at conference of European Sociobiological Society, Moscow 1998. 4 Alfian, Erwin. 1996. Aplikasi Rata Wibawa, STSI. 5 ... Kopiah atau peci merupakan atribut bagian dari busana kaum pria di Indonesia yang mulai populer di awal abad ke-20 M. Peci kemudian berkembang sebagai atribut busana resmi di kalangan pemerintah, dan atribut busana keseharian masyarakat Indonesia yang puncaknya terjadi pada pertengahan abad ke-20 M. Peci kemudian disepakati secara sosial sebagai salah satu atribut busana yang identik dengan bangsa Indonesia Hadiwijaya 2019. Peci dalam kebudayaan Indonesia mencerminkan banyak hal, di antaranya sebagai simbol pergaulan yang setara dan sederhana. ... Nurul Adliyah PurnamasariNisan arca adalah salah satu produk budaya material dari masa Islam di wilayah administratif Sulawesi Selatan. Nisan arca di kawasan etnik Makassar, yang berada di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto dan Maros, menunjukkan morfologi dan ciri antropomorfik yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah periode penggunaan dan kandungan maknanya. Penelitian ini ditujukan untuk memahami makna yang dikandung oleh nisan arca, dengan menjawab permasalahan-permasalahan mengenai kronologi nisan arca di Kawasan etnik Makassar dan identitas budaya Makassar. Data penelitian ini dilandasi oleh hasil analisis morfologi nisan dari penelitian terdahulu, kemudian pada penelitian ini dilanjutkan dengan analisis historis dan etnografis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan nisan arca dilatarbelakangi oleh tradisi pra-Islam yang masih terpelihara di tengah-tengah masyarakat Makassar, yang dalam perkembangannya mengalami pembauran dengan budaya Islam yang hadir pada periode selanjutnya. Nisan arca budaya Makassar mengandung simbol-simbol budaya sebagai identitas bagi masyarakat penggunanya, yaitu kebangsawanan atau stratifikasi sosial, religiusitas, pengharapan, penghormatan dan kebanggaan, serta intelektualitas. An effigy gravestone is one among the products of material culture from the Islamic period in the administrative area of South Sulawesi. The effigy gravestone in the Makassar ethnic regions of Bantaeng, Jeneponto, and Maros, present different morphological and anthropomorphic characteristics from one another. This difference is influenced by several factors, including the period of use and significance. This study aims to understand the significance of effigy gravestones by recognising the chronology of the gravestones in the Makassar ethnic regions, and within the Makassar cultural identity. The data of this study are based on the results of the morphological analysis of the gravestones from previous studies, and this research is continued with historical and ethnographic analysis. The results of this study indicate that the existence of the effigy gravestones is motivated by pre-Islamic traditions that are still preserved in Makassar society, which in its development experienced assimilation with the Islamic culture that was present in the later period. The Makassar effigy gravestones contain cultural symbols as identities of the people who use them, nobility or social stratification, religiosity, hope, respect and pride, and intellect.... There are similarities in the two tweets discussed above, namely both using a black cap. Black skullcap is a religious symbol for those who use it [52], [53]. The success team uses a person's black cap to identify himself or others as a religious figure. ...This article discusses religious and religious symbols narrated as political commodities in the 2019 presidential election on the twitter platform. The battle for narratives in the 2019 Indonesian presidential election was colored by the use of these issues on social media, this has led to increased sensitivity between religions and increasing issues of intolerance. For this reason this research has been conducted to investigate the categories of political messages narrated in tweets during the seven months of the 2019 presidential election campaign. Twitter, which was published on 23 September 2018 to 13 April 2019. based on the findings of this study, it shows that the success team of the two candidate pairs in narrating religious symbols and religious symbols is divided into 6 message categories. The message categories are Commodification of Religious Greetings, Clothing as a Religious Symbol, Title as a Religious Symbol, Salat and Nyekar as Political Commodities, An Expression of Gratitude as Political Commodities, House of Worship as a Place for Political Campaign.... Here, sometimes there is acculturation, giving rise to Islamic practices characterized by local culture. Praying wearing a national cap is seen as not against the teachings of prayer Hadiwijaya, 2019. There is a context of honor muru'ah there Prasojo, Elmansyah, & Haji Masri, 2019. ... Dody sobandi TrunaThis study discusses how religious development in Indonesia has resulted in switching the function of purity to non-purity in religious practices. Using a phenomenological approach, this review finds that some Muslims maintain their purity for various reasons, but some mix their beliefs with the local culture. This situation leads to the following study on a macro scale about Islam's indigenization in Indonesia's cultural landscape. This study found a relatively high cultural acculturation between Islam as a global religion and local Indonesian culture. The community reinforces this acculturation by promoting traditional leaders and the need for a sense of security that has been embedded in local Br SembiringFauziana IzzatiPutri DahliaPropinsi Aceh kaya akan berbagai kerajinan tradisional serta masih memuat nilai-nilai sejarah. Banyak hasil kebudayaan Aceh yang tidak terlepas dari nuansa Islami, salah satu contoh dalam seni rupa adalah kupiah riman yang digunakan oleh kaum laki-laki Aceh. Sampai saat ini kerajinan kupiah riman masih diproduksi di Kabupaten Pidie. Kupiah riman memiliki ciri khas motif tradisional Aceh, seperti motif pinto Aceh, bungong kupula, bungong jeumpa,dan lain-lain. Kekayaan alam yang terdapat di daerah Pidie dapat menjadi sumber inspirasi dalam rangka memperkenalkan daerah tersebut melalui kreativitas, salah satunya adalah melalui pengembangan desain motif pada kupiah riman yang biasanya digunakan oleh kaum laki-laki di daerah tersebut. Penelitian karya seni ini bertujuan agar masyarakat dapat mengenal ragam hias sebagai ciri khas Kabupaten Pidie yang berangkat dari hasil kekayaan alam dan kebudayaan masyarakat setempat. Penelitian ini akan menggunakan teori tata kelola desain Victor Papanek yaitu metode, kegunaan, kebutuhan, telesis, asosiasi dan estetika untuk mengembangkan desain motif kupiah riman. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai kupiah riman. Hal ini juga berpengaruh terhadap industri kerajinan kupiah riman yang ada di Kabupaten Pidie karena diharapkan melalui penelitian ini produk kupiah riman serta hasil kekayaan alam daerah Pidie semakin dikenal melalui pengembangan cultural artefacts such as the cap peci, Koko shirt, turban, sarong, or the diction of ustadz and Islamic boarding schools are part of the power dynamics in the late 2021 and early 2022 abuse cases. This research aims to interpret the da'wah communication messages implied in religious cultural artefacts, as well as dismantle and restore the meaning of religious cultural symbols, in order to maintain and protect the degree of da'wah. A critical paradigm with a post semiotic hyper semiotic approach was used in the research. According to the findings of the study, the position of religious symbols in semiotics has noble values in the context of da'wah. However, it is an ideological tool for worshippers of desire to achieve their individual goals in the context of most semiotics. The artefact is shrouded in libido ideology. The authors' research bridges the problem of meaning, which is frequently generalised in everyday life, so that people can see clearly and wisely about this issue. Critical da'wah communication can help to develop this wisdom and Buchori Zainuddin selaku nara sumber tentang berbagai teori desain dan teori identitas kebangsaanUcapan Terima Kasih Penulis Mengucapkan Terimakasih Kepada ProfUCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Imam Buchori Zainuddin selaku nara sumber tentang berbagai teori desain dan teori identitas kebangsaan; Bapak M. Hatta AS., Ibu Anna, Ibu Ela, Ibu Riena, Ibu Neni, dan Bpk. Eman, selaku penerus pemilik dan karyawan toko peci M. Iming;Ds. yang telah memperkenankan tulisannya dijadikan salah satu rujukan penelitianS Erwin AlfianM DsErwin Alfian, yang telah memperkenankan tulisannya dijadikan salah satu rujukan Communities, cetakan kedua dengan bab-bab baru, dalam Martin Slama, Kacamataku dan kacamatamu Menguji teori secara pragmatisBen AndersonAnderson, Ben. 1991. Imagined Communities, cetakan kedua dengan bab-bab baru, dalam Martin Slama, Kacamataku dan kacamatamu Menguji teori secara pragmatis, Rata Wibawa, STSIErwin AlfianAlfian, Erwin. 1996. Aplikasi Rata Wibawa, STSI. Foto Sandiaga Salahuddin Uno mendatangi kampung pembuat peci di Kampung Belandongan, Gresik Jawa Timur. Ist Gerindra Jakarta, CNBC Indonesia - Di Indonesia pakaian yang selalu disertai saat berpenampilan adalah peci. Apapun latar agama dan budayanya pasti pakai pemilihan kepala desa sampai presiden, para kandidat hampir dipastikan memakai peci. Saat sudah resmi jadi pejabat pun, para pria memakai peci dalam foto resminya. Dari seluruh presiden dan wakil presiden Indonesia, hanya Megawati Soekarnoputri saja yang tidak pakai peci saat foto. Dalam acara formal yang tidak dihadiri orang penting sekalipun, para pria kerap memadukan jas dan peci. Biasanya sih mereka memakai peci agar kelihatan necis, berwibawa, gagah, juga ganteng, meski semua ini relatif sih. Jadi, apapun acaranya tidak sah dan afdol apabila tidak mengenakan penutup kepala itu. Kebiasaan ini menunjukkan kalau peci sudah menjadi budaya dan identitas. Hal ini menjadi menarik karena peci sendiri bukan asli Indonesia, tapi kok sering dipakai oleh masyarakat kita, ya?Sebetulnya, penutup kepala berwarna hitam itu memiliki nama berbeda di tiap negara. Di Arab Saudi, mereka mengenalnya dengan sebutan keffieh, kaffiye, atau kufiya. Namun, keffieh tidak seperti peci. Dia hanya kain bermotif jaring yang melilit di Turki, benda serupa disebut Fez. Fez sering dipakai oleh kaum nasionalis Turki sejak tahun 1827. Ensiklopedia Britannica mencatat Fez dipakai sebagai outfit modern dalam melihat visualnya, Fez lebih mirip dengan peci. Karena keduanya sama-sama berbahan dasar bludru yang dibentuk tegak oleh rangka plastik. Perlu diketahui peci sendiri adalah serapan bahasa Belanda, yakni petje atau topi tulisan yang dimuat Brunei Times, sejarawan dari Brunei Darussalam Rozan Yunos menyebut kedatangan peci, keffieh atau penutup kepala ke tanah Melayu dan Asia Tenggara dibawa oleh para pedagang Arab. Mereka memperkenalkan peci sembari menyebarkan agama Islam pada abad Nabi Muhammad menganjurkan memakai penutup kepala saat salat, maka peci yang dibawa oleh orang Arab laku dipakai masyarakat. Dan karena bersentuhan dengan unsur keagamaan, maka peci, kopiah, atau sejenisnya erat kaitannya dengan Islam. Padahal, di belahan bumi lain penutup kepala serupa peci juga dipakai kaum Kristen Ortodoks dan Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya 1996 keberadaan peci juga turut menggantikan penutup kepala lain, sebut salah satunya blangkon. Masyarakat dari berbagai lapisan ikut juga peci semakin besar ketika digunakan oleh banyak kaum nasionalis Indonesia. Tokoh paling terkenal adalah Sukarno. Selama berjuang mendapat kemerdekaan, Sukarno kerap memakai peci di tiap acara. Dengan berdiri di atas mimbar, Sukarno pidato berapi-api dengan outfit khasnya jas krem atau putih lengkap memakai peci. Dari sini, peci kemudian dianggap sebagai kombinasi pakaian terbaik yang menambah wawancaranya dengan jurnalis Cindy Adam yang dimuat buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat 1965, Bung Karno menyebut pemakaian peci dan jas sebagai ciri khas nasionalisme Indonesia. Dengan memadu dua pakaian dari budaya berbeda, orang Indonesia memiliki level setara dengan orang penggunaan peci oleh pendiri bangsa, yang selalu jadi sorotan, diikuti oleh banyak orang. Apapun acara dan latar budayanya, peci kemudian jadi sesuatu yang wajib dipakai sampai sekarang. [GambasVideo CNBC] mfa Back200Size KiBEkstensi File jpgPanjang 1300 pxTinggi 1735 pxDetail Gambar Orang Pakai Peci Koleksi No. 37. Silahkan zoom untuk melihat ukuran gambar yang lebih besar dengan mengeklik ke arah gambar. File gambar ini memiliki lisensi tergantung dari penguploadnya berikanlah atribut kepada si pengupload gambar atau ke website ini untuk Gambar Orang Pakai Peci Koleksi No. 37 Download Gambar

gambar orang pakai peci